Tempat
Destinasi wisata di Sulawesi Selatan belakangan ini terasa tidak ada habisnya,
satu persatu tempat rekreasi alam mulai bermunculan seiring dengan semakin
banyaknya testimoni di sosial media. Hal ini juga lah yang membuat kami
akhirnya memutuskan untuk melakukan traveling ke suatu tempat di daerah
kabupaten Barru untuk membuktikan ke eksotisan kawasan wisata tersebut setelah
mendapatkan beberapa gambar pemandangan disana.
Dengan
perencanaan seadanya maka berangkatlah kami dari tempat yang berbeda. Ada yang
berangkat dari Makassar, ada yang berangkat dari Pinrang dan pemandu jalan kami
menunggu di Barru sebagai tuan rumah. Perjalanan dari Makassar dan dari Pinrang
ke kota Barru Memakan waktu yang tidaklah jauh berbeda karena jaraknya yang
hampir sama yaitu sekitar 90 KM. Sekitar satu setengah jam sampailah kami di
tempat pertemuan, Pekkae. Pekkae dalam bahasa bugis berarti cabang karena
tempat ini merupakan percabangan jalan untuk ke beberapa daerah berbeda. Jalan kebawah
akan membawa kita ke daerah Maros dan Makassar, jalan ke atas akan menuju
Pare-pare dan Sidrap sedang jalan ke kiri akan mengarah ke Soppeng dan Wajo.
Seusai
melepas penat dan shalat Jum’at berangkatlah kami ke tempat tujuan utama. Jarak
tempat tujuan kami sekitar setengah jam menuju ke arah perbatasan Kota Soppeng
tepatnya di Desa Libureng Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Perjalanan bisa
dikatakan sangat lancar walaupun harus mendaki jalur pegunungan yang berliku-liku.
Dan akhinya sampailah kami ke desa Libureng. Tadaaa.. Sebuah Baliho kecil memperlihatkan jalan
berbelok menuju ke objek wisata tujuan kami.
Jika
Semarang memiliki Brown Canyon, Pangandaran ada Green canyon, Maka di Barru ada
Celebes Canyon. Yap, Itulah tujuan kami, Celebes canyon. Entah siapa yang
memberikan nama “Celebes” ke tempat ini, yang jelas nama sulawesi telah menjadi jaminan kualitas kawasan wisata ini .Untuk menuju ke canyon dari tempat ini, kami harus membayar uang keamanan Rp.5000/motor . Ada-ada saja cara orang memanfaatkan tempat rekreasi alam. lalu kami mulai memacu motor ala-ala crosser melewati
jalan berbatu yang menanjak. Jalan yang sempit dan mendaki membuat mobil belum
bisa melewati jalan ini. Setelah sekitar 200 meter sampailah kami di tempat
parkiran motor Celebes Canyon. Untuk menandai wilayah sebelum perjalanan kaki, terlebih dahulu kami harus berfoto. “geserko, geserko naah.. oke. 3. 2. 1. Awwah aktif timernya” -_-
Di
dekat tempat parkiran motor kami berada, terdapat baliho lagi. Setelah
mengamati dengan cermat ternyata baliho di tempat ini menunjukkan jalan setapak
ke Celebes Canyon. Baliho-baliho ini dipasang oleh komunitas Jalan-jalan seru
yang berfungsi ganda sebagai kampanye kawasan wisata bersih, makasih kak JJS J.
Lanjut
perjalanan, Setelah melewati jalan setapak serta rimbunnya pepohonan sampailah
kami ke ladang yang dipenuhi dengan kacang tanah.
Perjalanan diantara banyaknya tanaman hijau di kanan kiri membawa sensasi tersendiri. Kacang tanah merupakan tanaman yang cocok ditanam saat musim kemarau
seperti ini sambil menunggu datangnya musim hujan. Melihat pola bertangga yang
dipakai, besar kemungkinan sawah-sawah disini adalah sawah tadah hujan yang menunggu
turunnya hujan untuk memulai menanam sesuatu.
Untuk
memudahkan pengunjung menuju ke Canyon tanpa tersesat diantara banyaknya
pematang sawah, maka pada tiap persimpangan antara pematang sawah dipasangi pembatas
jalan dari bambu, jadi yang harus kami lakukan hanya berjalan sesuai jalur yang
telah diarahkan oleh bambu-bambu tadi. Terima kasih bambu J
Ketika
akhirnya pemandangan-pemandangan hijau itu telah dilewati maka ucapan
selamat datang akan terpampang di depan mata. Selamat datang di “Celebes Canyon”. woo.. hooo. :D
Dan
inilah dia, tempatnya.
Kok
cuma batu ? ya iyalah batu .. memangnya harapannya apa ???. canyon itu artinya
adalah ngarai dan ngarai sendiri merupakan curam terjal yang terjadi akibat pengikisan
bebatuan oleh aliran air sungai. "Jadi ndak apapaji kalau batu ini ? nanti marahki". “terserah”. LOL
Kami
datang saat sedang musim kemarau sehingga air sungai tidaklah terlalu deras. Kabarnya
ketika sedang musim hujan kita dapat melakukan hal-hal menyenangkan dengan memanfaatkan
aliran sungai seperti river tubing yaitu menghanyutkan diri diantara sela-sela
bebatuan dengan menggunakan ban pelampung. Wiih.. asik. Selain itu pada musim
hujan juga banyak komunitas yang mengadakan fun camp sambil bakar-bakar ikan di
tempat ini. Tapi ketika kami datang tidak terlihat tenda satupun.
Lepas
dari musim hujan atau tidak, tempat ini masih menyimpan banyak sekali pesona
yang tersembunyi di sela-sela bebatuan, daun-daun gugur serta kesegaran airnya.
Tidak heran banyak pengunjung yang datang tidak tahan untuk segera terjun dan
menikmati rasa dingin dari tempat ini. Airnya sendiri sangat jernih, sehingga
bebatuan di dasar sungai dapat terlihat dengan jelas.
Ingin
rasanya kami juga ikut berendam di tempat ini, hanya saja kami tidak membawa
pakaian ganti. Rasanya tidak akan terlihat keren menerobos tiga kabupaten
dengan memakai pakaian basah. Akhirnya kami memutuskan untuk melihat pengunjung
yang lain bermain air sambil mendengarkan gemericik air yang lewat diantara
kami.
Cewek
mandi bro !!,
Dimana
??
Itu
di kolam !!
Subhanallah,
Putih ya ? :v !!
Eh,
apanya ?
Batunya
wkk
Bening
juga bro !! :v
Apanya
bede bening ?? :D
Itu
.. airnya bening :v
Haha,
besar dih :v
Apanya
besar ? :D
Pohon-pohonnya
wkk
Lihatko
itu, Cantiknya dih :v
Yang
mana ?? :D
Itu
pemandangannya Celebes Canyon maksudku :v
Ampas
kau :D :D
Hanya
sekedar bercanda dan tertawa sambil sesekali mengambil gambar tidak terasa
waktu sudah sore. Pengunjung yang berdatangan juga mulai beranjak pulang satu-persatu.
Kami pun mulai bersiap-siap juga untuk kembali. Perjalanan pulang dari tempat
ini masih melewati pematang yang sama, sawah yang dipenuhi kacang tanah yang
sama dan juga rekan seperjalanan yang masih sama. Sebelum akhirnya Celebes canyon lepas
dari pandangan, kami masih sempat melihat kebelakang sekali lagi, melihat
lekat-lekat ke tempat itu seraya berkata “Bersambung di episode selanjutnya”.
Comments
Post a Comment