Skip to main content

Mariah carey : Kembalinya taring sang diva

Sumber : Google Images
    Mariah Carey, siapa yang tidak mengenal nama itu ? . Lagu-lagu ciptaannya selalu menempati billboard lagu-lagu terbaik. Dengan suaranya yang melow soparano dia telah memikat hati jutaan penggemarnya di dunia. Ciri khas lagu dan suaranya tidak akan bisa dilupakan oleh orang yang telah mendengar suaranya. Pemilik lagu “hero” ini telah menggebrak dunia hiburan dunia semenjak pertama kali kemunculannya di tahun 1990 dan terus menanjaki karier musiknya dari tahun-ketahun. Kata luar biasa saja terasa tidak bisa mewakili besarnya penyanyi yang satu ini.

Awal kesuksesannya dimulai dari lagu Singelnya seperti “Vision of Love”, “Love Takes Time”, “Someday”,dan “I Don’t Wanna Cry yang membuatnya mendapatkan 2 piala grammi awards di tahun 1990 dan pada tahun yang sama juga membuat sebuah terobosan dalam dunia musik dimana lagunya “vision of love” dianggap sebagai “Magna Carta of Melisma” karena lagu ini menjadi lagu pertama yang memopulerkan teknik permainan nada yang disebut “Melisma” ke dunia musik R&B. teknik melisma ini kemudian banyak diikuti olah penyanyi R&B kala itu.

Pada tahun 1991, mimi mengeluarkan album keduanya “emotions”.  Di lagu “emotions” sendiri dia memperkenalkan sebuah lengkingan suara tinggi hingga 3,5 oktaf dan dinamai whistle register. Banyak sekali kritikus yang tidak mempercayai suara ini dan menganggap bahwa itu adalah hasil editan studio. Lelah karena banyaknya komentar negatif terhadap dirinya, mariah membuktikan lengkingannya asli di acara MTV unplugged pada tahun 1992.
Sumber : Google 
Tahun 1995 mariah carey mendapatkan gelar divanya seperti Celine Dion dan Whitney Houston setelah lagu miliknya “one sweet day” menduduki Billboard di peringkat satu selama 16 minggu. Carey sebagai penyanyi wanita pertama yang memiliki debut singel di posisi pertama (kedua secara keseluruhan setelah Michael Jackson dengan singel You Are Not Alone).

Sumber : Google Images
Tahun 2001 masa sulit dimulai ketika mariah keluar dari Columbia Records. Perceraiannya dengan Tommy Mottola ternyata cukup banyak membawa pengaruh buruk kepadanya. Mariah mengalami gangguan fisik dan emosional akibat terlalu banyak bekerja. Mariah segera memeriksakan dirinya ke rumah sakit dan terpaksa harus beristirahat dari tampil di depan umum. Mariah juga merilis film “glitter” yang berisi kisah hidupnya tapi agak kurang diterima publik karena buruknya kualitas akting yang dilakoninya.  Kemudian pada tahun 2002 dia kembali dikeluarkan pihak Virgin Records yang dimasukinya setelah keluar dari Columbia Records. Tapi kemudian dia menandatangani kontrak dengan Island records. Pada tahun yang sama Mariah kembali merilis album “Charmbracelet”  yang diharapkan membawa keberuntungan tetapi ternyata hasilnya biasa-biasa saja. Walaupun begitu mariah carey tetap menyelengarakan tour dunia “Charmbracelet” termasuk ke jakarta.

Tahun 2005 Mariah carey kembali merilis albumnya “The Emancipation of Mimi”. Walaupun banyak kritik pedas dari berbagai pihak tetapi lagunya tetap menduduki puncak billboard dan menjadi salah satu album terlaris dalam karir perjalannya. Tahun inilah karir musik mariah kembali memuncak, kemudian dia mengeluarkan album “E=MC²” The Emancipation of Mimi bagian kedua, yang suskes mencapai puncak billboard juga. Pada tahun 2008, Mariah Carey menikah dengan seorang aktor, komedian, rapper, dan presenter America’s Got Talent, Nick Cannon yang usianya 11 tahun lebih muda dari Mariah. Mariah mulai perlahan menutup karirnya dengan 5 Grammy Awards, 18 Singel #1, American Music Awards dan penghargaan lainnya yang tidak bisa disebut satu-persatu.
Sumber : Google Images

Kini dengan gempuran dari para pendatang baru di dunia hiburan maka posisi Mariah carey sudah mulai menurun, munculnya jenis-jenis musik baru yang lebih Beat mulai menggusur aliran musiknya yang pop & R&B. dan ketika semua orang sudah menganggap sang diva telah tutup buku sebuah albumnya keluar “#1 to Infinity” yang berisikan lagu-lagu terlarisnya sepanjang masa dan juga sebuah lagu baru untuk mengobati kerinduan penggemarnya dari seluruh dunia. Di lagu barunya ini mimi (nama sapaan mariah carey) mengeluarkan semua kemampuannya yang telah terasah sehingga agak terkesan pamer. Cengkok, gaya menyanyinya serta suara khasnya rasanya akan sangat sulit diikuti oleh siapaun termasuk Ariana Grande.

Sebuah lagunya yang berjudul “infinity” seolah menggambarkan kisah hidupnya. Tentang perjuangan keras yang dilakukannya selama ini dan juga salam perpisahan yang manis buat semua penggemarnya. Eranya telah berakhir, mungkin inilah yang ingin disampaikan oleh Mariah di video klipnya.
Sumber : Google
Lagu diawali dengan sebuah panggung orkestra yang terbuka dengan megah yang melambangkan tahta ke besaran seorang diva kemudian masuklah dia dengan diterangi lampu sorot  dimana ribuan orang telah menanti. Scene kemudian beralih ke bagian dimana sang diva melihat dunia sekelilingnya, menandakan dunia yang telah berubah. Lalu bait pertamanya pun dinyanyikan.

“Why you mad? Talkin' 'bout you're mad
Could it be that you just lost the best you've ever had?”

Kita hanya bisa menduga bahwa ini adalah sebuah pesan yang ingin disampaikan mariah carey kepada para penggemarnya yang telah kehilangan musiknya selama ini. Bait kedua adalah reff lagunya dimana mariah di tunjukkan sedang berada di rumahnya, menggunakan parfum dan minum wine. Liriknya

Close the door, lose the key
Leave my heart on the mat for me
I was yours eternally
There’s an end to infinity
To infinity

Lirik ini menunjukkan hal-hal yang kini dilakukan Mariah semasa vakumnya dari dunia hiburan.  Dengan menjadi tidak terbatas (infinity), legenda hidup di telinga pendengarnya  kemudian menutup diri dari dunia.
Bait selanjutnya menunjukkan alasan kenapa dia akhirnya menutup diri dari dunia

How I say this? Fact that you still exist
No disrespect, no second thought it truly, truly is
Truthfully I’m through with this
Why are we still doing this?
Answer the phone like, "Who is this?"
Take your head and knock some sense
Je ne comprends pas
Ain’t no compliments (duh)
Ain’t no being friends (duh)
Ain’t no false pretense (duh)
Ain’t no make amends (duh)
Ain’t no come agains (duh)
That’s the story, ain’t no happy ends

Hal-hal sedih yang telah selama ini dialaminya terangkum dalam bait ini. Mariah memperlihatkan cerita hidupnya dan mengatakan bahwa itu tidak berkhir bahagia. Berbeda jelas dengan di dalam video clipnya saat menyanyikan bait ini, dia selalu tersenyum  bait selanjutnya lebih menunjukkan ciri khas nyanyian mariah carey. Cengkok lagu dan tekanan nada yang tinggi seakan mengobati kerinduan para pendengar akan suaranya sekali lagi. Di akhir lagu, mariah mengeluarkan suara whistle spesial miliknya. Lengkingan yang membuat kita teringat akan masa-masa kejayaannya bertahun-tahun yang lalu. Masa dimana sang diva masih menduduki tangga tertinggi lagu di dunia, masa ketika dia masih bisa melompat-lompat diatas panggung dengan ceria serta masa dimana dia masih menjadi “hero” bagi orang-orang diluar sana.  Dan kemudian tirai panggung ditutup dengan suara tertawanya yang sangat khas dan senyuman yang terus mengembang di balik tirai seolah tidak ada lagi hal yang bisa menyusahkan hidupnya.


Teringat lagi dengan sebuah film dari prancis yang berjudul “la vie en rose” tentang kehidupan Edith Piaf. Seorang legenda penyanyi seriosa yang mendapatkan julukan “la mome” artinya burung gereja kecil. Kemampuan tarik suaranya yang luar biasa membuatnya terkenal dimana-mana tetapi sejarah hidupnya sebelum terkenal ternyata sangatlah berat. Dan momen terakhir dari film adalah ketika sang burung kecil mulai menyanyi ketika telah vakum selama beberapa tahun dan merupakan lagu terakhirnya sebelum meninggal dunia. Semua penonton yang menyaksikan penampilan terakhir sang legenda menangis. Saya hanya berharap semoga kisah mariah tidak sesedih ini. Dan ini bukanlah lagu terakhirnya.

     Kita semua merindukan sosok diva seperti dia muncul lagi dengan lagu yang sangat sarat dengan makna. Lagu-lagu inspirational yang dapat menggerakkan hati orang-orang adalah lagu yang kita butuhkan. Tapi melihat perkembangan  musik modern yang semakin hari semakin aneh rasanya hal itu akan cukup sulit terjadi. Saya tidak menganggap lagu-lagu penyanyi muda seperti taylor swift, ariana grande ataupun miley cyrus itu buruk, bukan itu. Hanya saja lagu-lagu mereka hanya terfokus pada masalah besar yang ingin mereka perlihatkan bukan mengatasinya. Ketika bertemakan lagu sedih maka mereka mendewakan sedihnya bukan cara menghindari ataupun menyelesaikan kesedihan itu. Hal itulah yang kurang dari musik-musik modern ini. Bisakah kita mendengar lagu-lagu yang menyentuh lagi  di masa yang akan datang ? kita hanya bisa berharap waktu kembali menyuguhkan  penghibur telinga yang menyenangkan. 

Comments