Sumber : Google |
Setelah
ditinggalkan oleh teman-teman seangkatan yang lebih dahulu wisuda, maka
dimulailah perjuangan kami yang terdiri dari 11 orang tersisa dari kelas yang
sama untuk menyusul mereka, kelulusan mereka seakan telah menjadi api yang
membakar semangat kecil kami untuk segera ikut menyelesaikan studi dan
menyandang gelar yang sama, sarjana pendidikan. Bulan 11 adalah slogan dan juga
menjadi target bersama sebagai bulan dimana kami akan memasang toga
bersama-sama dalam suasana bahagia. Dibulan itu kami semua yang tersisa dari
kelas bilingual ini akan mengosongkan daftar nama dan menjadi seorang sarjana
yang sebenarnya, lepas dari tetek bengek kampus yang telah kami huni selama
beberapa tahun ini. Tapi sekarang mendengar nama sarjana terasa sangat
menyakitkan di telinga.
Sumber : Pinterest |
Maka
dimulailah tahap baru pengerjaan kami dengan sistem baru. Setiap hari kuliah
diwaktu siang kami akan bertemu di kampus untuk mengurus berbagai keperluan kampus. Jika
sore telah menjelang, kami akan berpindah tempat ke sebuah kedai yang
menyediakan akses internet super cepat untuk mengerjakan proyek akhir
bersama-sama. Ketika waktu sudah hampir menjelang tengah malam, kami akan
merencanakan agenda yang akan dilakukan besok paginya lagi, seperti apakah
persuratan sudah selesai, bagaimana model bahasa yang baik untuk digunakan. Siapa
resource yang bisa dipercaya untuk menangani masalah yang sedang menghambat
kemudian barulah kami pulang ke kediaman masing-masing. Semuanya tidak selesai
sampai disitu, dirumah kami masih harus berusaha mengejar waktu deadline dengan
mengerjakan program secara individu. Peningkatan sesedikit mungkin dapat
mengurangi pekerjaan kami esok harinya, tidak jarang kami harus begadang sampai
waktu subuh hanya untuk menyelesaikan satu persoalan saja. Setelah waktu subuh
berakhir barulah kami memiliki waktu untuk beristirahat. Dan begitulah kehidupan
kami berlangsung besok harinya, besok harinya kemudian, dan besok harinya lagi.
Sumber : Google |
Aku
yakin, teman-temanku yang telah lebih dulu wisuda itu pernah mengalami hal
seperti ini. Lalu dimana masalahnya, kalau mereka bisa aku pasti bisa. Persoalannya
bukan tentang bisa atau tidaknya tapi tentang apakah proyekmu ini akan berguna
atau tidak. Nah disitulah perbedaan yang paling besar antara tugas kuliah
dengan tugas akhir, esensi lebih penting daripada eksistensi. Esensi adalah
sebuah tanggung jawab moral pada diri pribadi agar hasil karya yang telah kita
susun tidak akan menjadi hanya sekedar sampah di tengah-tengah masyarakat
melainkan dapat merasakan manfaat dari apa yang susah payah kita buat. Manusia memiliki
pemahaman yang sederhana tentang arti sebuah karya, bermanfaat akan disimpan,
tidak bermanfaat akan dibuang. Pertanyaannya, siapa yang ingin karya yang
dibuatnya sepenuh jiwa hanya menjadi sampah dan tidak dilirik sama sekali. Jika
jawabannya “ada” maka sudah pasti itu adalah jawaban dari sarjana-sarjana yang
hanya mengejar titelnya saja(*tsah).
Sumber : Google |
Mari
sebentar kita menghitung hari yang kita miliki dalam sebulan. Penelitian,
validasi dan embel-embelnya akan memakan waktu sekitar Dua minggu, kemudian
jika beruntung (maksudku sangat-sangat beruntung), maka kami bisa seminar hasil
pada minggu ketiga, dan jika semuanya berlangsung dengan sangat lancar, minggu
keempat kami sudah bisa seminar meja sekaligus ujian tutup untuk menyelesaikan
studi. Tapi kondisi itu cuma bisa terjadi jika kami adalah orang yang sangat
beruntung. Selain itu, program yang kami buat harus selesai besok untuk membuat
semua teori itu berjalan. Tapi dunia itu tidak seindah cerita dongeng dan film
korea kawan. Jikapun program kami besok telah selesai, hambatan lainnya akan
bermunculan, tanda-tangan dosen, administrasi dan penelitian lanjutan hanyalah
secuil dari semua permasalah yang akan kami hadapi. Sepertinya masalah sudah mempersiapkan
diri saat pertama kali mengambil mata kuliah paling “Awesome” ini, dan ketika
kita sudah memulai mengerjakannya, masalahnya juga muncul.
Sumber : Google |
Aku
tidak akan menakut-nakuti kalian dengan cerita kami. Tapi bagi kalian yang
belum mengambil mata kuliah ini, maka bersiaplah untuk berbesar dada menyambut
apa yang akan datang. Jika kalian berpikir bahwa masuk ke dunia perkuliahan itu
susah, tunggu sampai saat kalian ingin meninggalkannya. Sekarang tertawalah selagi kalian punya waktu HAHAHA..
Sekarang kami belum
pesimis sepenuhnya, masih ada jalan yang terbuka, meskipun tidak seluas jalan
sebelumnya, tapi kesempatan itu masih ada. Dan dimana ada kesempatan disitu ada
perjuangan. Tapi… Bisakah ?
Sumber : Google |
Comments
Post a Comment